Tangerang Siaga 112: Implementasi Smart City

23 Jan

Tangerang Siaga 112: Implementasi Smart City

Hari kedua beroperasi, kesibukan Tangerang Siaga 112 mulai menggeliat. Baru saja masuk sebuah laporan tentang pohon tumbang yang menimpa sebuah mobil pribadi dan angkutan kota yang tengah melintas. Tim segera melakukan koordinasi dan segera meluncur ke TKP. Untungnya, tidak ada korban jiwa, TKP lalu diamankan dan tak berapa lama dibuka kembali mengingat lalu lintas lokasi kejadian cukup padat dan ramai.

Padahal baru kemarin layanan ini diresmikan langsung oleh Menteri Komunikasi dan Informatika RI. Menjadi kebanggaan tersendiri, karena Kota Tangerang terpilih sebagai salah satu daerah Pilot Project 112. Artinya, Kota Tangerang dianggap mampu menjadi benchmark bagi daerah lain

Telepon yang masuk nyaris tak kunjung berhenti. Meskipun kelihatannya repot, tersirat rasa puas di raut wajah personil Tangerang Siaga 112 karena dengan waktu persiapan yang tidak terlalu panjang, akhirnya layanan pengaduan darurat bagi warga Kota Tangerang bisa diwujudkan.

Di sudut markas 112 yang berkonsep theater ini, ada sebuah ruangan tertutup yang ditempati operator-operator Tangerang 112. Mereka baru saja selesai menjalani pelatihan Contact Center minggu lalu, namun kini sudah sangat sibuk meladeni puluhan panggilan. Dengan cekatan mereka menjawab laporan-laporan dari masyarakat Kota Tangerang. Beberapa diantaranya hanya sekedar bertanya tentang pelayanan baru ini. Dengan publikasi yang belum terlalu masif, ternyata 112 telah dikenal oleh masyarakat Tangerang. Lama-lama seluruh tim pun mulai terbiasa dengan pola pekerjaan ini, padahal hampir semua personil belum memiliki pengalaman kerja serupa sebelumnya.

Setelah sebulan berjalan, Tangerang Siaga 112 sudah menangani setidaknya 25 kasus tanggap darurat. Laporan gangguan kesehatan menempati urutan terbanyak. Ada bayi yang tiba-tiba terserang sesak nafas, seorang anak yang kejang-kejang hingga bantuan ambulans untuk membawa jenazah. Kasus kriminal pun tidak luput dari  penanganan 112. Tercatat beberapa kasus pencurian kendaraan bermotor hingga kasus begal motor yang memakan korban. Memang, sejak 2014 Pemkot Tangerang sebenarnya sudah lama membuka layanan call center-nya sendiri melalui nomor 021-1500293 dan 08111500293 ditambah Aplikasi Online Layanan Aspirasi Kotak Saran Anda (Laksa).

 

“Kami juga mengintegrasikan pengelolaan sosial media dibawah satu payung dalam Tangerang Siaga 112” kata Adhi Zul, koordinator Unit kerja ini. Hal ini mungkin yang membedakan Kota Tangerang dengan daerah lain. Tidak hanya melalui telepon, bahkan masyarakat bisa melaporkan seluruh kejadian melalui sosial media dan semuanya dikelola dalam satu pintu. Tangerang 112 makin melengkapi seluruh komponen Smart City yang kini terus dikembangkan oleh Kota Tangerang..

Unit kerja ini berada di bawah koordinasi Dinas Komunikasi dan Informasi. Namun, seperti juga daerah-daerah lain, Tim 112 Kota Tangerang pun terdiri dari berbagai elemen satuan kerja. Setidaknya ada enam Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang tergabung dalam Tim112, yaitu Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD), Pemadam Kebakaran, Kebersihan dan Pertamanan, Binamarga, Perhubungan, Kepolisian dan Satpol PP. Dinas Kesehatan sebagai unsur terpenting tentu saja ikut aktif, tetapi mengingat jumlah personil yang besar, SKPD ini menempati gedung sendiri dengan tetap aktif selama 24 jam.

Ada empat grup berdasarkan jobdesc pada Tim 112 yaitu; operator telepon (Call Center), operator SKPD yang menerima laporan dari Call Center, Operator Ruangan yang bertugas mengelola laporan dari aplikasi termasuk mengelola sosmed dan Programmer yang mengendalikan seluruh perangkat lunak seperti pengembangan aplikasi dan maintenance-nya. Semua berjaga dalam 24 jam secara bergantian. Untuk teknologinya sendiri, Tangerang 112 memiliki dua server sendiri, satu sebagai primary server dan satu lagi merupakan back up server.

Sebagai kota satelit yang dekat dengan Ibukota, Kota Tangerang memang menghadapi banyak tantangan. Wilayahnya yang berbatasan dengan Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang Selatan dan Jakarta sendiri, terkadang membuat sedikit kebingungan bagi pelapor. Misalnya, ada warga Tangerang Selatan yang melaporkan kejadian darurat, mau tidak mau Tangerang Siaga 112 tetap akan menindaklanjuti. Tentu saja melalui kerjasama dengan wilayah masing-masing sesuai domisili pelapor. Sayangnya, hingga saat ini belum terjadi kerjasama yang optimal diantara seluruh daerah tersebut.

“Ini tentu saja menjadi tantangan tersendiri buat kami”. lanjut Adhizul. “Tapi, yang namanya panggilan darurat urusannya selalu terkait jiwa manusia, kami tetap berusaha membantu seoptimal mungkin”

Perjalanan Tangerang Siaga 112 masih sangat panjang. Masih banyak pekerjaan rumah yang harus dibenahi. Sosialisasi yang harus terus digiatkan, penyempurnaan sistem, perbaikan dan efisiensi proses dan tidak kalah penting adalah kerjasama yang solid antara seluruh unsur SKPD. Namun prinsipnya, untuk melakukan hal baik, tidak harus menunggu semuanya sempurna.

Tangerang Siaga 112 berkeyakinan, nantinya nomor ini akan menjadi sahabat masyarakat Kota Tangerang.

  • 23 Jan, 2017
  • 168Solution Public Class

Share This Story